RESINFLOWART - Informasi Seputar Berita Kesehatan Dunia

Loading

Mengatasi Stigma Kesehatan Mental di Kalangan Mahasiswa

Mengatasi Stigma Kesehatan Mental di Kalangan Mahasiswa


Memahami dan mengatasi stigma kesehatan mental di kalangan mahasiswa merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Stigma terhadap masalah kesehatan mental seringkali membuat mahasiswa enggan untuk mencari bantuan atau berbicara tentang kondisi kesehatan mental mereka. Hal ini dapat berdampak negatif pada kesejahteraan dan prestasi akademis mereka.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh WHO, stigma terhadap kesehatan mental masih menjadi masalah yang serius di seluruh dunia, termasuk di kalangan mahasiswa. Dr. Denny Kurniawan, seorang pakar kesehatan mental dari Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa stigma merupakan persepsi negatif yang melekat pada seseorang yang mengalami masalah kesehatan mental. “Stigma dapat membuat seseorang merasa malu, takut, atau bahkan merasa bahwa mereka tidak layak untuk mendapatkan bantuan,” ujarnya.

Untuk mengatasi stigma kesehatan mental di kalangan mahasiswa, perlu adanya upaya yang komprehensif dari berbagai pihak. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mengenai kesehatan mental. Prof. Dr. Andi Suntari, seorang psikolog klinis dari Universitas Gadjah Mada, menyarankan agar mahasiswa diberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan mental dan cara-cara untuk mengatasi stres.

Selain itu, penting juga untuk menciptakan lingkungan yang mendukung bagi mahasiswa yang mengalami masalah kesehatan mental. Dr. Ani Wijayanti, seorang psikiater dari Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang, menekankan pentingnya adanya layanan kesehatan mental yang mudah diakses dan terjangkau bagi mahasiswa. “Dengan adanya dukungan dan bantuan yang tepat, mahasiswa yang mengalami masalah kesehatan mental dapat mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan,” ujarnya.

Tak hanya itu, peran dari teman-teman sebaya juga sangat penting dalam mengatasi stigma kesehatan mental di kalangan mahasiswa. Menurut Dr. Rini Susilowati, seorang psikolog pendidikan dari Universitas Negeri Malang, teman-teman sebaya dapat memberikan dukungan emosional dan moral bagi mahasiswa yang mengalami masalah kesehatan mental. “Dengan adanya dukungan dari teman-teman sebaya, mahasiswa yang mengalami masalah kesehatan mental akan merasa lebih didukung dan tidak merasa sendirian,” ujarnya.

Dengan upaya yang komprehensif dari berbagai pihak, diharapkan stigma kesehatan mental di kalangan mahasiswa dapat diatasi. Penting untuk diingat bahwa kesehatan mental adalah bagian yang tak terpisahkan dari kesejahteraan secara keseluruhan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Prof. Dr. Soegeng Soegijanto, seorang ahli psikiatri dari Universitas Airlangga, “Tidak ada kesehatan fisik yang baik tanpa kesehatan mental yang baik pula.”