Perjuangan Mengatasi Stigma Kesehatan Mental di Indonesia
Perjuangan mengatasi stigma kesehatan mental di Indonesia memang tidaklah mudah. Masih banyak masyarakat yang menganggap remeh masalah kesehatan mental dan cenderung menutup diri ketika berbicara tentang hal tersebut. Namun, penting bagi kita untuk terus berjuang agar stigma ini dapat diatasi.
Menurut dr. Cut Putri Arianie, seorang psikiater dari RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang, stigma terhadap kesehatan mental seringkali muncul karena kurangnya pemahaman dan pengetahuan tentang kondisi tersebut. “Banyak yang masih percaya bahwa gangguan mental hanya terjadi pada orang-orang gila, padahal sebenarnya bisa terjadi pada siapa saja,” ujar dr. Cut.
Salah satu upaya untuk mengatasi stigma ini adalah dengan terus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan mental. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, prevalensi gangguan mental di Indonesia mencapai 11,6%, namun hanya sebagian kecil dari mereka yang mencari bantuan profesional.
Dalam sebuah wawancara dengan Prof. Dr. Hana Nur Hidayah, seorang ahli psikologi klinis dari Universitas Indonesia, beliau menekankan pentingnya dukungan sosial dalam proses pengobatan gangguan mental. “Jangan biarkan stigma menghalangi kita untuk mencari bantuan. Bicarakan masalah kita kepada orang-orang terdekat dan jangan merasa malu untuk meminta pertolongan,” ujar Prof. Hana.
Perjuangan mengatasi stigma kesehatan mental di Indonesia memang masih panjang, namun dengan kesadaran dan kerjasama dari semua pihak, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung bagi mereka yang mengalami gangguan mental. Mari bersama-sama kita lawan stigma dan dukung kesehatan mental di Indonesia.