RESINFLOWART - Informasi Seputar Berita Kesehatan Dunia

Loading

Cara Mengatasi Kekerasan Psikologis dalam Berita

Cara Mengatasi Kekerasan Psikologis dalam Berita


Kekerasan psikologis dalam berita seringkali menjadi perhatian masyarakat. Berita yang memuat konten kekerasan psikologis bisa memberikan dampak negatif bagi pembacanya. Namun, ada cara mengatasi kekerasan psikologis dalam berita agar tidak menimbulkan efek buruk.

Menurut pakar psikologi, Dr. Andi Saputra, kekerasan psikologis dalam berita dapat memicu stres dan kecemasan pada pembaca. “Konten yang mengandung kekerasan psikologis bisa membuat pembaca merasa takut, cemas, dan bahkan trauma,” ujar Dr. Andi. Oleh karena itu, penting untuk memperlakukan berita yang mengandung kekerasan psikologis dengan bijak.

Salah satu cara mengatasi kekerasan psikologis dalam berita adalah dengan memilih sumber berita yang terpercaya. Menurut Direktur Lembaga Pers Indonesia, Ahmad Hanafi, “Masyarakat perlu lebih selektif dalam memilih sumber berita yang mereka konsumsi. Berita yang mengandung kekerasan psikologis seringkali disajikan secara sensationalist dan tidak berimbang. Jadi, penting bagi pembaca untuk memilah dan memilih informasi yang benar dan tidak merugikan.”

Selain itu, penting pula untuk menyaring konten berita yang akan disampaikan kepada anak-anak. Menurut psikolog anak, Dr. Indah Wulandari, “Anak-anak rentan terpengaruh oleh konten kekerasan psikologis dalam berita. Oleh karena itu, orang tua perlu mengawasi dan menyaring informasi yang diterima anak-anak agar tidak berdampak negatif bagi perkembangan psikologis mereka.”

Tak hanya itu, media juga memiliki peran penting dalam mengatasi kekerasan psikologis dalam berita. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Media Council Indonesia, “Media memiliki tanggung jawab moral untuk menyajikan berita dengan etika yang benar, termasuk dalam menghadapi konten kekerasan psikologis. Media harus mempertimbangkan dampak berita yang disajikan terhadap masyarakat secara keseluruhan.”

Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, diharapkan masyarakat dapat lebih bijak dalam mengonsumsi berita yang mengandung kekerasan psikologis. Sehingga, kekerasan psikologis dalam berita tidak lagi menjadi ancaman bagi kesejahteraan psikologis masyarakat.